Minggu, 08 Juni 2014

"Kita gak akan pernah tau kapan dunia berbalik"

Untuk (selamanyaku)

Aku tidak bisa berdiri sendiri selamanya.
Satu hal yang harus kau tau, kau mewakili segala hal yang aku inginkan.
Kau tau itu? tentu kau tau. kecuali jika kau sama sekali tidak menyadari kerja keras yang aku lakukan selama ini.
Bagaimana aku selalu memandangmu lebih lama dariapada kau memandangku,
bagaimana aku membalas pesanmu dalam waktu sepersekian detik (karena aku terlalu bersemangat),
bagaimana saat tangan kita bersentuhan kupu-kupu (bahkan seluruh kebun binatang) ada diperutku.
kau tau itu.
Tapi apa kau ingat saat kau dengan mudahnya membuang muka?
bagaimana kau mengabaikan pesanku seharian? membiarkanku yang bersemangat ini menunggu?
Hampir sewindu dalam hidupku aku menunggumu untuk menyadarinya. aku ada disini, kau tau?
Tapi mengapa kau menyadari saat aku sudah lelah? saat harapanku luntur? dan kali ini harapan itu telah benar benar menghilang.
Mungkin kau akan paham itu saat aku tidak akan membalas pesanmu lagi. tidak, telfonmu juga tidak.
kau akan paham itu saat kau tersenyum padaku dan aku bisa membuang muka dengan mudahnya.
kau akan paham itu saat kau menggenggam tanganku dan aku akan menepisnya.
Dan kau tau, disaat waktu itu datang, aku tidak melakukan itu dengan sengaja.
aku hanya percaya bahwa tuhan itu adil. kita akan mendapatkan hal yang kita beri.
aku hanya percaya setelah selama ini aku berjuang, tuhan akan memberi aku yang terbaik.
aku hanya bertumpu pada itu.
terlalu lama, sayang.
perbandingan antara memberi luka dan menyembuhkan luka itu mungkin tidak sepadan.
bukan tentang pamrih, tidak.
tidak cukupkah selama ini menunjukan ketulusanku?
hanya ternyata, tidak mudahlah secepat itu untuk memaafkanmu.
saat aku memberi kata maaf itu rasanya separuh hatiku jatuh.
jiwaku terlalu marah dan sakit untuk memberi maaf yang tulus.

Salahkah aku yang tidak bisa memberi maaf padamu?
kalau tentang rasa, kau tak usah tanya lagi. bagai lautanlah macamnya, aku hanya tau itu tidak akan pernah hilang dan memudar begitu saja.
hanya di titik inilah aku sadar, kau bukanlah suatu kebun apel ditengah padang pasir yang patut kuperjuangkan.
di titik ini aku merasa inilah jalanku pergi, di titik aku sempat menyerah.
dan yang paling menyedihkan, di titik yang sama inilah kau mengatakan kata menyesal.

Mungkin ini hukum alam, sang Maha Kuasa yang membuat segalanya seperti ini, membolak balikan hati kami beigitu mudahnya, dia berkata inilah saatnya posisiku digantikan olehmu.
Bagaimana aku selalu meminta padanya, berandai andai kapan kau bisa merasakan hal yang kurasakan dan aku bisa menjadi seseorang yang tak peduli. dan mungkin ini saatnya.

Selamat menikmati peranku, sayang. Aku menyayangimu.

dan aku sudah menyerah.





2 komentar:

  1. bagus sekali tulisannya..
    dan ya...saya merasa sebagai peran utamanya di dalam bait bait mu itu..

    namun sungguh disayangkan saya bukan memainkan peran sebagai seorang yang sudah menyerah karena terlalu banyak pengorbananya..

    melainkan sebagai seorang yg menikmati peran sebagai seorang ketika dunia berbalik kepadanya..



    BalasHapus
    Balasan
    1. dan...ya...menurutmu apakah ada kemungkinan untuk mereka bisa bersama. dengan segala kerendahan hati seseorang tersebut sudah minta maaf dan tidak akan mengulangi kesalahannya lg.

      Hapus